Sudah berapa kali saya turut serta dalam pembahasan tentang
penginjilan, biasanya pembahasan itu dimualai dari amanat agung Yesus dalam
Matius dan juga Markus. Ini tentu tidak salah bukan! tetapi malam ini ketika
saya merenungkan tahun pekabaran injil GKPI, saya membaca satu kalimat dari injil Yohanes demikian : Kata
Yesus kepada mereka: "Akulah roti
hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi (Yoh 6:35 ).
Sebuah perkataan Yesus yang sangat popular, dan tidak biasa dipergunakan
sebagai daar untuk penginjilan. Trus saya bertanya dalam hati, lho kenapa pula
ini yang terbacaku, apa hubunganya dengan PI?.
Kenapa Yesus menyebut diriNya roti? Kenapa bukan beras?
Kenapa bukan Keju? Pertanyaan ini malah membuatku merasa makin ngawur..hmmm
tapi saya pikir betul juga ya…kenapa Yesus menyebut diriNya roti? Kuulangi
pertanyaan ini beberapa kali dalam hati dan sayapun mulai menjawab: karena roti
membuat perut kenyang dan Yesus akan mengenyangkan baik perut dan jiwa saya dan
kita semua tentunya bukan? itu memang betul tapi bukankah beras, singkong,
bakso, pecel (Sayuran) dll, membuat kita kenyang dan Yesus tidak menyebut
diriNya pecel, berarti masih ada lagi alasan lain kan?
Roti: Makanan utama,
sehari-hari juga ada dimana mana
H-mm berpikir lagi kenapa roti? Hmm pernahkah anda berfikir
bahwa roti itu adalah makanan yang paling mudah di dapat? Makanan utama dan ada
diseluruh dunia? Tidak ada satu negarapun-sepanjang yang saya tahu- tidak
mengenal/memiliki roti, dan tidak ada juga Negara yang mengklaim bahwa dari
Negara tersebutlah asal usul roti dan hanya di Negara mereka roti ada. Tetapi
roti ada dimana-mana dan dimiliki semua lapisan masyarakat. Sama halnya dengan
Kristus, IA ada dimana mana dan bagi semua lapisan masyarakat. Ia tidak terikat
pada batas-batas Negara, batas batas kemampuan ekonomi, politik dan budaya.
Tidak ada daerah/Negara yang dan lapisan masyarakat yang berhak mengclaim bahwa
Kristus hanya milik mereka. Dan tidak ada Negara yang mempunyai monopoli atas
Dia. IA berada dimana-mana pada waktu yang sama. IA ada dan bersedia di
seantero alam semesta. Seandainya Yesus menyebut diriNya beras, maka
Negara-negara tropis di Asia termasuk Indonesia akan berkacak pinggang karena
memiliki beras sementara Eropa tidak, mereka biasa dikenyangkan dengan beras
sementara warga eropa tidak, itu sama saja dengan bangsa Asia akan lebih
Rohaniah daripada bangsa yang lain dan itu juga artinya Yesus hanya ada di Asia
bukan?
Tetapi Yesus menyebut
diriNYa Roti, supaya Ia ada dimana mana, dan bisa dinikmati siapa pun, baik
bangsa Eropa, Afrika, Amerika, Australia dll. Sebab Semua bangsa memakan roti,
itulahs ebabnya roti menjadi salah satu makan utama (karena dimakan oleh semua
orang) dan tentu roti adalah makan sehari-hari (tidak musiman). Ada buah-buahan
yang hanya dapat dimakan dan ditemukan pada saat musimnya tiba-misalnya Durian,
Mangga-, sehingga buah tersebut tidak bisa disebut sebagai makanan sehari-hari,
karena tidak setiap hari ada. Kalau roti tidak musiman, Ia ada disepanjang
musim. Demikian juga Yesus, Ia tidak ada pada musim-musim tertentu, IA selalu
terhidang setiap saat, setiap hari, supaya Ia mengenyangkan kita setiap hari,
memberi tenaga dan memelihara hati kita setiap hari bukan hanya pada musim atau
bulan bulan tertentu saja atau pada peristiwa-peristiwa tertentu saja.
Kembali lagi keroti. Roti dapat dihidangkan dalam bermacam-macam
bentuk untuk bermacam macam keperluan. Dipanggang, dibakar jadi roti bakar, di
potong dan ditaruh selai, mentega, meses untuk sarapan, dibungkus untuk dimakan
dalam perjalanan, ada yang dibuat jadi sandwich, roti tawar, biscuit atau roti
kering, roti Marie Regal (Seperti yang saya makan sekarang) untuk dimakan orang
yang sakit maag dll. Singkatnya roti dapat memenuhi berbagai keperluan dalam
berbagai situasi. Demikian juga Yesus, Ia menyesuaikan diri pada setiap situasi
kehidupan kita dan memenuhi seluruh kebutuhan kita. Ia bisa berbicara dan
memberi kelegaan pada orang yang berduka dan juga pada orang yang bersukacita,
pada orang yang dibuang/dikucilkan dan pada orang yang lagi tersohor. Ia
memyediakan pertolongan bahkan kesembuhan bagi mereka yang sakiit secara fisik,
mental, jiwa dan emosional. Ia bisa membantu anda ketika pengliahtan anda jelas
dan juga membantu anda pada saat penglihatan kita kabur. Ia ada pada saat kita
sendiri sehingga tidak kesepian dan ketakutan, Ia juga ada saat kita dalam riuk
pikuk keramaian supaya kita tidak terlena dan tersesat dan masih banyak lagi.
Sekarang saya dan mungkin anda sudah mengerti kenapa Yesus
menyebut diriNya roti kehidupan, bukan beras kehidupan bukan? memang saya
jadinya mengerti, tapi tunggu dulu bukan
itu saja, masih ada alasan lain
Proses Pembuatan Roti
Pernahkah anda berpikir bagaimana roti di buat? Bagaimana
prosesnya hingga akhirnya ia menjadi roti? Roti tidak langsung ada menjadi roti
kan? Contoh saja- sekarang saya lagi makan roti Marie Regal (Regal Marie
Biscuit)-maklum saya mengidap penyakit maag, lagi kambuh pula) - tentu roti
Regal ini tidak langusng menjadi roti. Mari lihat komposisinya: OH tepung
terigu..tepung terigu terbuat dari gandum…itu artinya ada proses panjang
pemuatan roti: gandum ditanam di ladang, lalu dipotong, gabah dipisahkan,
digiling dan dibuat menjadi tepung
terigu (Untuk lebih lengkap tentang proses pembuatan tepung terigu dari gandum
bisa dilihat di http://www.bogasari.com/tentang-kami/seputar-tepung-terigu.aspx)
kemudian tepung itu diolah lagi, dimasukkan dalam oven panas, dan setelah jadi
roti dikirimlah keseluruh penjuru dunia. Hanya melalui tahapan itu maka roti
akan menjadi roti. Setiap tahapan perlu dan tidka bisa diabaikan. Hilangkan
saya menanam gandum maka tidak akan ada roti, tiadakan saja penggilingan maka
tidak ada roti, tiadakan saja pemotongan gandum maka tidak ada roti, hilangkan
atau abaikan pengiriman maka dunia tidak akan puas. Setiap langkah penting dan
saling bertautan.
Terus bagaimana dengan Yesus? Yesus dalam perjanjian Lama
disebut sebagai taruk yang tumbuh dihadapan Tuhan (Yes 53:2). Satu diantara
jutaan anak laki-laki di planet ini. Satu diantara ribuan anak Israel. Satu
diantara lusinan anak Nazaret. Tidak ada keistimeaan diwajahnya, ia sama saja
dengan anak yang lain jika saja kita berjumpa denganNya pada masa
kanak-kanakNya. Ia biasa saja, dan tidak akan ada pikiran kita bahwa IA adalah
anak Allah. Ia adalah satu anak diantara ratusan anak seperti satu berkas
gandum di lading gandum. Tetapi meski nampaknya Ia sama dengan anak sejamanNya
namun proses selanjutnya hanya DIAlah yang mengalaminya. Seperti gandum, Ia
dipotong, seperti gabah Ia dipukul : IA
dilukai karena dosa-dosa kita (Yes 53:5). Seperti roti yang harus melewati
panasnya api oven. Di kayu salib Ia melalui api kemarahan Allah, bukan akrena
dosaNya, melainkan karena dosa-dosa kita. Tuhan
telah menimpakan kepadaNya kejahatan kita semua (Yes 53:6).
Yesus mengalami setiap
proses pembuatan roti: pertumbuhan, dibanting, dipanasi dengan api. Dan sama
seeprti masing-masing tahapan penting dalam pembuatan roti, demikian juga
masing-masing fase penting bagi Kristus untuk menjadi roti kehidupan. Bagian
berikut dari prose situ adalah distrbusi, Kristus yang telah menjalani semua
fase itu kecuali distribusi, membiarkan kita mengambil keputusan, supaya kita
yang menjadi distributor yang mendistribusikan Roti Hidup itu keseluruh dunia.
Supaya semua orang memilikinya. Kita tidak dapat memaksa orang memakan roti,
tetapi kita dapat memastikan mereka memilikiNya.
Dari semua proses ini maka judul di atas terjawablah sudah.
Misionaris: pengantar roti kehidupan, yang mendistribusikan berita tentang
Yesus dan memastikan semua orang memiliki Yesus. Inilah yang sedang dihidupi
GKPI dalam Tahun PI (setidaknya dari sudut pandang tulisan ini). GKPI sebagai
institusi gereja maupun sebagai pribadi (warga jemaat dan pelayan) sedang
menggalakkan dan mengampanyekan bahwa GKPI adalah pengantar roti bukan hanya
penerima roti dan bukan pula pengrusak roti. Pengantar dan pembagi roti yang
membuat dunia (semua suku bangsa, semua provinsi, lapisan masyarakat,
miskin-kaya dst) puas bukan Tarhirim, Pengantar
roti yang membuat yang sakit terobati bukan membuat orang menjadi sakit, yang
mengenyangkan orang lapar bukan membuat orang kelaparan karena terlalu asyik
menerangkan roti yang baik tetapi lupa
memberikan roti yang baik itu, pengantar roti yang memungkinkan orang bertumbuh
bukan merosotkan pertumbuhan mereka dan seterusnya.
Disatu sisi nampaknya
menjadi tukang antar roti kurang menyenangkan, kenapa bukan Direktur Pabrik
roti Saja? Saya rasa ini tidak perlu dijawab karena kita sudah tahu siapa
direktur itu bukan. Tapi yang penting adalah pengantar roti itu sangat
diperlukan supaya roti sampai ketangan semua orang, supaya semua proses itu
lengkap dan dunia puas, Tuhan dimuliakan. Yesus telah melaksanakan tugasNya,
sekarang mari melaksanakan tugas kita!!
Selamat ber PI dan Jadilah pengantar roti yang baik!!
Pdt.
Dirgos Lumbantobing
.