Selasa, 17 April 2012

MOTOR DICUCI SETELAH HUJAN

 Suatu sore setelah hujan deras melanda bumi 46, saya berbincang ringan dengan tetangga yang juga warga jemaat , Wah rajin ya pak, motornya langsung dicuci sahutku membuka pembicaraan, Iya pak pen supaya lumpurnya tidak sempat lengket, dan lagi pula ndak mungkin dimasukkan kerumah berlumpur gitu, ntar rumahnya malah ikut kotor, dan mengundang nyamuk jawab tetangga itu.
 Trus saya berlalu begitu saja, sambil merenungkan jawaban tetangga tadi, membersihkan lumpur/kotaran dimotor supaya tidak melekat lama dan mengganggu yang lain…hmm kembali teringat dengan pertengkaran yang sempat terjadi dua bulan lalu diantara kaum ibu jemaat ini yang berlangsung hampir satu bulan…perkataan tetangga tadi membuatku tertegun, seaindainya para kaum ibu yang bertengkar itu langsung mencuci lumpur, debu sakit hati, kegeraman, kemarahan, fitnah dll diantara mereka, mungkin saja tidak akan ada perselisihan itu, tetapi karena lumpur ketersinggungan yang meyebabkan sakit hati itu tidak segera dicuci maka akhirnya lengket begitu lekat dihati dan mengotori seluruh hi
dup mereka, komunikasi dan kebersamaan terganggu, terjadi kecanggungan dan saling serang, bahkan rumah tanggapun tidak nyaman lagi, nyamuk-nyamuk pembawa bibit penyakit bernama “pertengkaran” datang bersarang dirumah tangga mereka yang senantiasa mengigit si istri dan si suami sehingga sering terjadi ketidak sepahaman. Intinya semua terganggu karena tidak segera mencuci lumpur yang ada dihati setelah hujan perdebatan dan perselisihan.
Jika tetangga tadi memebrsihkan motornya segera dengan air dan brus, kenapa manusia terlalu sulit membersihkan sakit hati, dendam dihatinya dengan pengampunan?? Jika tetangga tadi tidak ingin sepeda motrnya yang kotor mengganggu dan mengotori rumahnya, kenapa manusia bersedia mempertahankan debu dendamnya mengotori rumah dan hidupnya? Akhirnya mari belajar saling mengampuni untuk segera membersihkan debu-debu sakit hati, kemarahan, kegeraman supaya kita hidup dalam samai sejahtra senantiasa, dan elaok dipandang orang lain seperti eloknya motor yang bersih itu. Sebaimana rausl Paulus anjurkan dalam Efesus 4 : 31-32   Segala kepahitan, kegeraman, kemarahan, pertikaian dan fitnah hendaklah dibuang dari antara kamu, demikian pula segala kejahatan. Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu. AMIN
Pdt. Dirgos Lumbantobing

Tidak ada komentar: