Selasa, 24 April 2012

Misionaris: Pengantar Roti (sebuah catatan ringan untuk menghayati tahun PI GKPI) “Kata Yesus kepada mereka: Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi” (Yoh 6:35a)


Sudah berapa kali saya turut serta dalam pembahasan tentang penginjilan, biasanya pembahasan itu dimualai dari amanat agung Yesus dalam Matius dan juga Markus. Ini tentu tidak salah bukan! tetapi malam ini ketika saya merenungkan tahun pekabaran injil GKPI, saya membaca  satu kalimat dari injil Yohanes demikian : Kata Yesus kepada mereka: "Akulah roti hidup; barangsiapa datang kepada-Ku, ia tidak akan lapar lagi (Yoh 6:35 ). Sebuah perkataan Yesus yang sangat popular, dan tidak biasa dipergunakan sebagai daar untuk penginjilan. Trus saya bertanya dalam hati, lho kenapa pula ini yang terbacaku, apa hubunganya dengan PI?.
Kenapa Yesus menyebut diriNya roti? Kenapa bukan beras? Kenapa bukan Keju? Pertanyaan ini malah membuatku merasa makin ngawur..hmmm tapi saya pikir betul juga ya…kenapa Yesus menyebut diriNya roti? Kuulangi pertanyaan ini beberapa kali dalam hati dan sayapun mulai menjawab: karena roti membuat perut kenyang dan Yesus akan mengenyangkan baik perut dan jiwa saya dan kita semua tentunya bukan? itu memang betul tapi bukankah beras, singkong, bakso, pecel (Sayuran) dll, membuat kita kenyang dan Yesus tidak menyebut diriNya pecel, berarti masih ada lagi alasan lain kan?

Roti: Makanan utama, sehari-hari juga ada dimana mana
H-mm berpikir lagi kenapa roti? Hmm pernahkah anda berfikir bahwa roti itu adalah makanan yang paling mudah di dapat? Makanan utama dan ada diseluruh dunia? Tidak ada satu negarapun-sepanjang yang saya tahu- tidak mengenal/memiliki roti, dan tidak ada juga Negara yang mengklaim bahwa dari Negara tersebutlah asal usul roti dan hanya di Negara mereka roti ada. Tetapi roti ada dimana-mana dan dimiliki semua lapisan masyarakat. Sama halnya dengan Kristus, IA ada dimana mana dan bagi semua lapisan masyarakat. Ia tidak terikat pada batas-batas Negara, batas batas kemampuan ekonomi, politik dan budaya. Tidak ada daerah/Negara yang dan lapisan masyarakat yang berhak mengclaim bahwa Kristus hanya milik mereka. Dan tidak ada Negara yang mempunyai monopoli atas Dia. IA berada dimana-mana pada waktu yang sama. IA ada dan bersedia di seantero alam semesta. Seandainya Yesus menyebut diriNya beras, maka Negara-negara tropis di Asia termasuk Indonesia akan berkacak pinggang karena memiliki beras sementara Eropa tidak, mereka biasa dikenyangkan dengan beras sementara warga eropa tidak, itu sama saja dengan bangsa Asia akan lebih Rohaniah daripada bangsa yang lain dan  itu juga artinya Yesus hanya ada di Asia bukan?
 Tetapi Yesus menyebut diriNYa Roti, supaya Ia ada dimana mana, dan bisa dinikmati siapa pun, baik bangsa Eropa, Afrika, Amerika, Australia dll. Sebab Semua bangsa memakan roti, itulahs ebabnya roti menjadi salah satu makan utama (karena dimakan oleh semua orang) dan tentu roti adalah makan sehari-hari (tidak musiman). Ada buah-buahan yang hanya dapat dimakan dan ditemukan pada saat musimnya tiba-misalnya Durian, Mangga-, sehingga buah tersebut tidak bisa disebut sebagai makanan sehari-hari, karena tidak setiap hari ada. Kalau roti tidak musiman, Ia ada disepanjang musim. Demikian juga Yesus, Ia tidak ada pada musim-musim tertentu, IA selalu terhidang setiap saat, setiap hari, supaya Ia mengenyangkan kita setiap hari, memberi tenaga dan memelihara hati kita setiap hari bukan hanya pada musim atau bulan bulan tertentu saja atau pada peristiwa-peristiwa tertentu saja.
Kembali lagi keroti. Roti dapat dihidangkan dalam bermacam-macam bentuk untuk bermacam macam keperluan. Dipanggang, dibakar jadi roti bakar, di potong dan ditaruh selai, mentega, meses untuk sarapan, dibungkus untuk dimakan dalam perjalanan, ada yang dibuat jadi sandwich, roti tawar, biscuit atau roti kering, roti Marie Regal (Seperti yang saya makan sekarang) untuk dimakan orang yang sakit maag dll. Singkatnya roti dapat memenuhi berbagai keperluan dalam berbagai situasi. Demikian juga Yesus, Ia menyesuaikan diri pada setiap situasi kehidupan kita dan memenuhi seluruh kebutuhan kita. Ia bisa berbicara dan memberi kelegaan pada orang yang berduka dan juga pada orang yang bersukacita, pada orang yang dibuang/dikucilkan dan pada orang yang lagi tersohor. Ia memyediakan pertolongan bahkan kesembuhan bagi mereka yang sakiit secara fisik, mental, jiwa dan emosional. Ia bisa membantu anda ketika pengliahtan anda jelas dan juga membantu anda pada saat penglihatan kita kabur. Ia ada pada saat kita sendiri sehingga tidak kesepian dan ketakutan, Ia juga ada saat kita dalam riuk pikuk keramaian supaya kita tidak terlena dan tersesat dan masih banyak lagi.
Sekarang saya dan mungkin anda sudah mengerti kenapa Yesus menyebut diriNya roti kehidupan, bukan beras kehidupan bukan? memang saya jadinya mengerti, tapi tunggu dulu bukan  itu saja, masih ada alasan lain
Proses Pembuatan Roti
Pernahkah anda berpikir bagaimana roti di buat? Bagaimana prosesnya hingga akhirnya ia menjadi roti? Roti tidak langsung ada menjadi roti kan? Contoh saja- sekarang saya lagi makan roti Marie Regal (Regal Marie Biscuit)-maklum saya mengidap penyakit maag, lagi kambuh pula) - tentu roti Regal ini tidak langusng menjadi roti. Mari lihat komposisinya: OH tepung terigu..tepung terigu terbuat dari gandum…itu artinya ada proses panjang pemuatan roti: gandum ditanam di ladang, lalu dipotong, gabah dipisahkan, digiling  dan dibuat menjadi tepung terigu (Untuk lebih lengkap tentang proses pembuatan tepung terigu dari gandum bisa dilihat di http://www.bogasari.com/tentang-kami/seputar-tepung-terigu.aspx) kemudian tepung itu diolah lagi, dimasukkan dalam oven panas, dan setelah jadi roti dikirimlah keseluruh penjuru dunia. Hanya melalui tahapan itu maka roti akan menjadi roti. Setiap tahapan perlu dan tidka bisa diabaikan. Hilangkan saya menanam gandum maka tidak akan ada roti, tiadakan saja penggilingan maka tidak ada roti, tiadakan saja pemotongan gandum maka tidak ada roti, hilangkan atau abaikan pengiriman maka dunia tidak akan puas. Setiap langkah penting dan saling bertautan.
Terus bagaimana dengan Yesus? Yesus dalam perjanjian Lama disebut sebagai taruk yang tumbuh dihadapan Tuhan (Yes 53:2). Satu diantara jutaan anak laki-laki di planet ini. Satu diantara ribuan anak Israel. Satu diantara lusinan anak Nazaret. Tidak ada keistimeaan diwajahnya, ia sama saja dengan anak yang lain jika saja kita berjumpa denganNya pada masa kanak-kanakNya. Ia biasa saja, dan tidak akan ada pikiran kita bahwa IA adalah anak Allah. Ia adalah satu anak diantara ratusan anak seperti satu berkas gandum di lading gandum. Tetapi meski nampaknya Ia sama dengan anak sejamanNya namun proses selanjutnya hanya DIAlah yang mengalaminya. Seperti gandum, Ia dipotong, seperti gabah Ia dipukul : IA dilukai karena dosa-dosa kita (Yes 53:5). Seperti roti yang harus melewati panasnya api oven. Di kayu salib Ia melalui api kemarahan Allah, bukan akrena dosaNya, melainkan karena dosa-dosa kita. Tuhan telah menimpakan kepadaNya kejahatan kita semua (Yes 53:6).
 Yesus  mengalami setiap proses pembuatan roti: pertumbuhan, dibanting, dipanasi dengan api. Dan sama seeprti masing-masing tahapan penting dalam pembuatan roti, demikian juga masing-masing fase penting bagi Kristus untuk menjadi roti kehidupan. Bagian berikut dari prose situ adalah distrbusi, Kristus yang telah menjalani semua fase itu kecuali distribusi, membiarkan kita mengambil keputusan, supaya kita yang menjadi distributor yang mendistribusikan Roti Hidup itu keseluruh dunia. Supaya semua orang memilikinya. Kita tidak dapat memaksa orang memakan roti, tetapi kita dapat memastikan mereka memilikiNya.
Dari semua proses ini maka judul di atas terjawablah sudah. Misionaris: pengantar roti kehidupan, yang mendistribusikan berita tentang Yesus dan memastikan semua orang memiliki Yesus. Inilah yang sedang dihidupi GKPI dalam Tahun PI (setidaknya dari sudut pandang tulisan ini). GKPI sebagai institusi gereja maupun sebagai pribadi (warga jemaat dan pelayan) sedang menggalakkan dan mengampanyekan bahwa GKPI adalah pengantar roti bukan hanya penerima roti dan bukan pula pengrusak roti. Pengantar dan pembagi roti yang membuat dunia (semua suku bangsa, semua provinsi, lapisan masyarakat, miskin-kaya dst) puas bukan Tarhirim, Pengantar roti yang membuat yang sakit terobati bukan membuat orang menjadi sakit, yang mengenyangkan orang lapar bukan membuat orang kelaparan karena terlalu asyik menerangkan roti yang baik  tetapi lupa memberikan roti yang baik itu, pengantar roti yang memungkinkan orang bertumbuh bukan merosotkan pertumbuhan mereka dan seterusnya.
 Disatu sisi nampaknya menjadi tukang antar roti kurang menyenangkan, kenapa bukan Direktur Pabrik roti Saja? Saya rasa ini tidak perlu dijawab karena kita sudah tahu siapa direktur itu bukan. Tapi yang penting adalah pengantar roti itu sangat diperlukan supaya roti sampai ketangan semua orang, supaya semua proses itu lengkap dan dunia puas, Tuhan dimuliakan. Yesus telah melaksanakan tugasNya, sekarang mari melaksanakan tugas kita!!  Selamat ber PI dan Jadilah pengantar roti yang baik!!

                                                                Pdt. Dirgos Lumbantobing

 .                             

Tidak ada komentar: