Senin, 30 April 2012

Menggantungkan Iman pada kuasa yang tepat

 
 supaya iman kamu jangan bergantung pada hikmat manusia, tetapi pada kekuatan Allah
( 1 Kor 2:5)

Ketika  akan pindah ke tempat pelayanan yang baru, di daerah terpencil, Seorang pelayan diberangkatkan jemaat  dengan mengungkapkan keraguanya atas kesiapan dan kemampuan pelayan tersebut menghadapi kerasnya alam di daerah tersebut. “Amang kami ragu atas kesiapan amang berangkat kesana, amang tak akan mampu dengan kondisi kesehatan seperti ini menaklukkan alam sekeras itu, belum lagi fasiltas kesahatan tidak ada di sana, di tolak ajalah penempatan itu, kalau perlu kita demo saja supaya amang tetap disini. Lagi pula bagaimana dengan kami? Iman kami akan kering kalau ditinggal oleh amang”. Mendengar itu pelayan tersebut berkata: Satu sisi saya senang atas perhatian dan kekuatiran atas kesehatan dan kelemahan saya yang lain, tetapi bagi saya itu menjadi “kekuatan” untuk berangkat segera, karena dengan keprihatinan itu maka bapak/ibu akan mendoakan saya, menyerahkan saya pada kuasa Allah. Selain itu, dengan kelemahan ini maka saya akan semakin merendahkan diri serta mengabdikan diri serta pelayanan saya secara total pada kuasa Allah dan kehendakNya, karena keberhasilan pelayanan bergantung pada Kekuatan dan Kuasa Allah bukan kekuatan saya. Disisi lain saya juga merasa sedih atas respon terakhir “ iman kami akan kering kalau ditinggal”. Menyedihkan karena pertumbuhan iman bukan terletak pada penghotbah/pendeta tetapi pada kekuatan Roh Kudus.
Dalam perjanjian baru ,segala kelemahan dalam pemberitaan Injil baik dari segi hikmat maupun fisik dilihat Paulus justru sebagai keuntungan untuk mengajar jemaat. 1 Kor 1:4-5 dikatakan bahwa keberhasilan pemberitaan Injil  dalam menumbuhkan iman tergantung pada kekuatan  Roh/Kuasa Allah bukan tergantung pada hikmat manusia, bukan pula teknik penyampaian, bahasa yang indah serta penampilan Fisik, meskipun itu penting. Iman adalah hasil perbuatan Roh Kudus yang adalah kekuatan Allah, sebab Injil diberitakan dan disampaikan dengan dan oleh kuasa Roh ( bnd 1 Tes 1:5; Rom 15: 19; 1 Kor 4:20). Roh lah yang menginsafkan manusia atas dosa, kebenaran, dan penghakiman ( Yoh 16: 8), Roh Kudus yang akan menyatakan kebenaran agar manusia mengenal Tuhan ( Mat 22: 43) bukan hikmat atau kuasa manusia, meski iman tidak menghancurkan penalran tetapi menawan penalaran/pengetahuan dan meneranginya. Dalam 1 Kor 2:5 ini Paulus tak ingin jemaat tertawan oleh hikmat manusia (bandingkan dengan jemaat dalam cerita diatas) yang meragukan dan mencemooh ketidaklayakan, yang menertawakan pengakuan atas ketidaklayakan dan yang selalu memakai ratio dan akal sebagai pusat, yang menyebabkan iman mudah buyar. Tetapi hendaklah bergantung pada Kuasa Allah yang merubah ketidaklayakan menjadi layak, dan pengakuan atas ketidaklayakan sebagai satu dasar Penyelamatan dan penyembuhan.
Iman seperti itulah yang ditunjukkan oleh pelayan diatas. Kelemahan dan ketidaklayakannya dalam semua argument hikmat dan retorika jemaat justru membawanya pada kekuatan untuk segera berangkat dan tidak ada alasan  menolak penempatan tersebut. Sebab ia yakin untuk menggantungkan imannya pada kuasa Allah yang merubah kelemahan dan ketidaklayakan itu menjadi kekuatan. Dan iman menghubungkan kelemahan kita pada kekuatan Allah dalam Roh Kudus yang senantiasa menyertai, yang akan memberi keberhasilan. Melalui nas ini juga kita diingatkan agar tidak menggantungkan  kering tidaknya iman kita pada kemampuan pendeta melainkan pada kuasa Roh Kudus, sehingga tidak ada lagi alasa untuk memilih-milih penghotbah atau melihat roster dulu baru beribadah. Sebaliknya para pelayanpun jangan menyerah pada kelemahan tetapi justru kelemahan harus membawa kita pada kerendahan hati dan penaklukan/pengabdian diri pada Allah. Sebab pelayanan, penginjilan dan pertumbuhan Iman kita dan jemaat semata-mata Pekerjaan Roh Kudus. Kewajiban murid-murid (pelayan) adalah menyerahkan diri pada kuasa/kekuatan Allah dalam Roh Kudus tersebut. Dan perlu diingat bahwa barang siapa yang percaya dan meyerahkan diri pada Allah di dalam Kristus tidak akan dipermalukan ( 1 Pet 2: 6). AMIN
Hanya orang yang bergantung pada Allah yang dapat memimpin hidupnya dan pendengarnya pada perjalanan dengan Allah
Pdt. Dirgos Lumbantobing

Tidak ada komentar: