Sebab itu marilah kita dengan penuh
keberanian menghampiri takhta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan
menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya (Ibrani
4:16)
Sudah
3 hari setelah Yuli Supanji -seorang karyawan perkebunan- mendapat surat
peringatan ke tiga atas kesalahan yang dilakukannya. Surat peringatan itu
mengharuskan dia mengahadap General Manajer perkebunan tersebut paling lama 3
hari setelah menerima surat itu, kalau tidak ia dianggap menundurkan diri
secara sepihak. Itu artinya hari ini, hari terakhir baginya. Selama 3 hari ini
Yuli dilanda ketakutan yang mendalam sekaligus penyesalan atas kesalahan yang
dia lukukan. Ia takut akan kemarahan bosnya dan takut dipecat dan tidak bisa
lagi menafkahi anak dan istrinya. Ditengah kecamuk jiwa itu, ia berusaha
mengumpulkan keberanian menghadap pimpinananya itu, tapi sampai hari ketiga
berlalu ia tidak memiliki cukup keberanian mengahadap, karena ia merasa tidak
layak, tidak kuat mendengar kemarahan bos dll, dan akhirnya ia pun keluar dari
perusahaan itu Sebagai “PECUNDANG!!
Dalam
kehidupan iman kita sehari-hari, sering
kali, kesalahan dan dosa-dosa yang kita lakukan membawa kita pada
Ketidaklayakan dihadapanNya, ditambah ketakutan yang kita miliki untuk
menghadapNya sering membuat manusia menjadi PECUNDANG SEJATI! Dikalahkan oleh
ketakutanyya sendiri. Dalam Ibrani 4: 16 kita dikuatkan supaya” dengan penuh keberanian menghampiri tahta
kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan …….untuk mendapat pertolongan
kita pada waktunya. Allah menyediakan tahta kasih karunia sebagai wadah
dimana Allah bisa bertemu dengan orang berdosa dan dimungkinkan dalam pengharapan
untuk bertobat dan percaya., Allah sebenarnya bisa mensetting tahtah
penghakiman bagi semua orang berdosa, tetapi Ia memilih menyediakan tahta kasih
karunia ,dimana setiap orang bahkan kepala penjahatpun dapat datang padaNya. Nas
ini mendorong kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta itu, karena disana
kita akan menerima rahmat (mercy)
untuk keampunan dosa-dosa kita dan kasih karunia (Grace) untuk penyucian roh dan jiwa kita. Menghampiri tahta itu
dengan penuh keberanian bukan berarti kita tidak takut pada Allah dan tidak
takut atas kesalahan dan dosa yang kita lakukan, melainkan dengan penuh
keberanian artinya datang dalam kerendahan hati, dengan kebebasan berbicara dan
menyesali dosa serta memohon pengampunan dalam iman tanpa ragu/takut, datang
dengan semangat iman bahwa kita telah diangkat olehNya sebagai anakNya dan
dengan Iman bahwa Yesus imam besar terbesar kita akan menjadi penghubung kita
pada Bapa yang maha Kudus itu.
Ketakutan
untuk mengakui kesalahan dan menghadapi dampak dari kesahan itu seperti
karyawan dalam cerita diatas menghantar kita menjadi pecundang. Oleh karena itu
dalam setiap gerak hidup mari dengan penuh keberanian, kerendahan hati dan iman
percaya kita mengaku setiap kesalahan dan menghadapi dampaknya dalam kebebasan
supaya kita dimerdekankan.
Doa:
Ya Allah, termulialah namaMu yang menyediakan tahkan kasih. Ajarlah kami supaya
berani menyesali dan bertanggung jawab atas apa yang kami lakukan. Bebasklan
kami sebagai pemenang .AMIN.
POKOK
PIKIRAN: Pecundang dikalahkan dirinya
sendiri pemenang dimenangkan oleh keberanianya menyerahkan diri pada Allah.
Pdt. Dirgos Lumbantobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar