Judul diatas adalah sebuah tema PA pemuda yang diserahkan
pada saya satu hari setelah jumat Agung tahun 2012, melihat tujuan dan sasaran
dai PA ini : Melalui kematian Yesus,
orang lain dapat melihat Allah di dalam dirimu. Dari sana saya beranggapan
bahwa Pemuda/I tersebut sadar betul bahwa Yesus dan seluruh karyaNya adalah
penampakan Allah, sehingga melalui Dia dan karyaNya, salah satunya melalui
kematianNya kita bisa melihat Allah dan seluruh kasihNya pada dunia ciptaanNya.
Sekarang bagaimanakah kematian Yesus itu, membuat orang lain mampu melihat
Allah dalam diri pemuda, dan bagaimakah orang lain bisa melihat Yesus dalam
diri pemuda??? Berarti ada dua persoalan yang diharapkan dikaji dalam PA ini Yakni: kematian Yesus sebagai wadah melihat Allah dalam diri pemuda dan bagaimana atau apa indicator yang harus
dimiliki pemuda supaya orang lain bisa melihat Yesus dalam dirinya meski yang
pertama menjadi indicator juga.
1.
Kematian
Yesus wadah melihat Allah dalam diri pemuda
Dalam hal ini ada tiga kelompok kata
yang perlu diperhatikan yakni: Kematian Yesus- melihat Allah- dalam diri
pemuda. Dua kelompok kata pertama tidak perlu dibahas karena memang sudah pada
hakekatnya demikian, dalam kematian Yesus kita melihat Allah dan kasihNya. Tapi
jika dihubungkan dengan kelompok kata ketiga “ dalam diri pemuda” maka point
nya adalah bagaimanakah kematian Yesus membuat orang lain melihat Allah dalam
diri pemuda?? Karena medianya adalah
Kematian Yesus, maka Allah hanya akan dapat dilihat dalam diri pemuda jika
pemuda benar-benar menyakini kematian Yesus itu sebagai suatu kebenaran dan
menghidupi maknanya dengan menyadari bahwa ia sesungguhnya juga telah mati,
dikuburkan dan tentu bangkit juga bersama dengan Kristus yang disalibkan itu melalui
baptisan yang sudah ia terima. Sebagaimana dikatakan rasul paulus dalam Roma
6:3-5 Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam
Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah
dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama
seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa,
demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru Sebab jika kita telah
menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi
satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
itu artinya bahwa dalam kematian
Kristus itu, pemuda (manusia lamanya) juga turut mati supaya memperoleh hidup
yang baru dalam Kristus, sehingga dapat dikatakan demikian, melalui kematian Kristus-yang
bersamannya saya/pemuda juga turut mati dalam babtisan- orang lain dapat melihat
Allah dalam diri pemuda, sekali lagi karena pemuda yang percaya dan dibabtis
itu juga turut mati dalam kematian Kristus dan hidup dalam kebangkitan Kristus
sehingga hidup yang dihidupinya tidak lagi dirinya sendiri tetapi Kristus
didalamnya dan ia didalam Kristus (Gal 2:20) sehingga orang lain pun melihat
Allah dalam diri pemuda yang hidup saat
ini bukan dalam pemuda yang sudah mati!
2.
Let
other see Jesus in You
Saya ingin memulai bagian ini dengan
sebuah cerita: ketika saya membawakan Firman dalam Ibadah kamis putih di GKPI
Bekasi, ada dua dua orang penatua yang memberikan reaksi yang mirip. Salah
seorang penatua berkata bahwa ketika saya membawakan firman beliau melihat
Pendeta Panggabean dalam diri saya karena metode dan gaya penyampaian firman
yang mirip dengan Pendeta Panggabean, dan yang satu lagi mengatakan amang
mengingatkan saya pada pendeta Panggabean, karena ketika baru pertama sekali
pak pendeta Panggabean berkhotbah disini juga dalam status lajang sama seperti
amang. Dari cerita ini kelihatanlah bahwa orang lain bisa melihat seseorang
tokoh pada diri kita melalui karakter, stile dan pengalaman yang dialami oleh
tokoh tersebut yang tercermin dalam diri kita.
Maka ketika muncul topic Let other
see Jesus in You/ biarkan orang lain melihat Yesus dalam dirimu, ini akan bisa
terjawab jika kita punya indicator untuk melihat apakah ada Yesus dalam diri
seseorang atau tidak. Dalam tulisan ini mari kita sepakat bahwa indicator yang
akan kita pakai kali ini adalah “karakter Yesus”. Karakter apakah yang dimiliki
Yesus yang dapat juga kita tiru dan
menjadi karakter yang ktia hidupi sehingga orang lain dapat melihat
Yesus dalam diri kita?? Karena saat ini kita sedang dalam suasana hari kematian
Yesus dan juga bercermin dari tujuan dan sasaran PA nya maka baiklah kita
melihat karakter Yesus itu dari proses kematianNya.
Pertama kenapa Yesus mau disiksa,
dijemooh, diludahi hingga mati dikayu salib meyerahkan nyawaNya? Mari sejenak
menghayati syair lagu pujian KJ 178 : 1 dibawah ini:
Kar’na
kasihNya padaku Yesus datang ke dunia;
Ia t’lah
memb’ri hidupNya gantiku yang bercela.
O, betapa
mulia dan ajaib kuasaNya!
Kasih
Jurus’lamat dunia menebus manusia.
Dari lagu ini yang juga terdapat dalam kesaksian
Alkitab (mis Yoh 3:16) jelas terlihat bahwa kasih/cinta Yesus padaku dan pada
saudara-saudara yang lainlah maka Ia rela menjalani proses kematian itu. Dari
sinilah kita melihat salah satu karakter Yesus yang sangat kuat Yaitu
“Kasih/cinta (Menagsihi dan mencintai) yang Tulus”. Mengasihi dengan cara Yesus
mengasihi kita adalah kasih/cinta yang sesungguhnya. Cinta/kasih Yesus itu
adalah kemauan dan kemampuanNya melakukan yang terbaik bagi dunia ciptaaanNya
ini meski Dia sendiri harus menderita. Karena
cinta/KasihNya Ia menyerahkan
tubuhNya untuk menebus kita, karena itulah yang terbaik, Ia mampu untuk itu dan
mau/rela melakukannya. Itulah sebabnya ketika kita merayakan Jum’at Agung kita
sedang merayakan keagungan cinta yang tentu harus dirayakan dengan cinta yang
benar juga. Oleh karena itu, ketika kita mampu mengasihi dengan kasih yang benar
dan tulus maka orang lain akan melihat Yesus dalam dirimu. Jadikanlah kasih/mengasihi
dengan benar sebagai karakter hidup sehingga kapanpun dan dimanapun Yesus
terpancar dalam dirimu.
Kedua dalam proses kematian Yesus itu, kita
melihat bagaimana Yesus taat dan tunduk sampai mati dalam melakukan kehendak
Bapa yang mengutusnya, yang sudah Ia katakan sebelumya Sebab
Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk
melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku (Yoh 6;38), meski perih dan
penderitaan itu begitu hebatnya tetapi Ia tetap taat dan tunduk pada kehendak Bapanya
yang mengiginkan Ia menjalani penderitaan itu tanpa protes (bnd Yes 53:10a).
Kesiapan Yesus dalam ketaaatan ini di kokohkan dalam doanya ditaman Getsemane "Ya
Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah
kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.(Lukas 22:42; bnd Mat 26:
39,42; Mrk 14:36) yang menunjukkan
penyerahan diri secara penuh pada kehendak Allah. Dan doaNya itulah yang
dilakukan dalam tindakannya membiarkan diriNya disiksa dan tidak membuka mulutNya
seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (bnd Yes 53:7) bahkan sampai mati
di kayu salib, supaya dengan demikian ia juga membenarkan dan melakukan firmaNya
bahwa: Bukan setiap orang yang berseru
kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang
melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga (mat 7:21 ) ketaatan tidak hanya
dalam ucapan tetapi dalam sikap, tingkah laku dalam melakukan kehendak Bapa di Sorga.
Dan dengan ketaatanNya inilah maka dunia ini mengakui dia sebagai Anak Allah,
artinya melihat Allah dalam diri Yesus yang taat itu. Oleh karena itu jika
orang lain ingin melihat Yesus dalam dirimu maka karakter “Taat, Tunduk” dan
menyerahkan diri secara total pada kehendak Allah” harus ada dalam diri kita.
Dalam penyerahan diri itu, Yesus mengahyati betul bahwa IA tidak berhak lagi
untuk memiliki dan mengatur kehidupanNya sendiri dan bukan dirinya lagi yang berkuasa atas
tubuhNya melainkan BapaNya. Dia tidak berhak lagi memutuskan kemana tubuhNya
akan pergi dan akan diapakan tubuhNya itu. Mulai saat itu semua hal berkaitan
dengan tubuh dan hidupnya akan diputuskan oleh BapaNya. Dan Yesus melakukan itu
begitu sempurna.
Ketiga dalam proses kematianNya, Yesus
menunjukkan bahwa ia pantang menyerah dan pantang putus asa serta tidak mau
berkompromi dengan kejahatan dunia ini, Ia malah menjalani penderitaan ini
dengan tenang tanpa keluh kesah. Ia tidak menyerah ketika ia dicambuk,
ditendang, diludahi, dicemooh, dipakukan di kayu salib dll. Ia bertahan sampai
titik darah penghabisan, sungguh perjuangan yang sangat agung. Ia memang
terlihat lemah dan tak berdaya menghadapi para penyiksaNya tapi justru
disitulah kekuatanNya yang akhirnya mampu mengalahkan dan membungkam
penyesahNya, bahkan akhirnya berhasil membuat dunia/penyesahnya ketakukan dan menyerah
hingga mengakuiNya sebagai anak Allah. lihatlah pengakuan kepala pasukan yang
menjaga dan turut serta menyesah, mengolokolok dan mecaci Yesus: Kepala
pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika
mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata:
"Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah. (Mat 27:54). Mereka yang awalnya begitu mencaci Yesus
karena mengaku sebagai Anak Allah, mereka yang menyesah dan memukuli, mencambuk
Yesus akhirnya menyerah juga dan mengakui Yesus sebagai Anak Allah, dan itu
sebenarnya memalukan bagi dirinya karena baru saja ia mengolok Yesus tetapi ia
kalah dan seketika itu juga ia harus mengakui keberadaan dan status Yesus,
takluk sepenuhnya oleh ketaatan, dan sikap pantang menyerah/putus asa dari
Yesus. Dunia menyerah pada Yesus yang tidak mau meyerah. Maka karakter inilah
(pantang menyerah, tidak putus asa dan tidak mau berkompromi pada dunia yang
jahat ini) yang harusnya kita miliki
supaya orang lain melihat Yesus dalam diri kita.
Keempat, seluruh proses kehidupan Yesus
termasuk arak-arakan kematianNya bertujuan untuk menebus seluruh dosa dan
kesalahan manusia yang berdosa (Yes 53: 3-10; I Kor 15:3; 1pet 2: 24; 1pet 3:
18 dll). Yesus bertindak sebagai korban penebus salah. Dengan penebusan ini
maka hubungan Allah dengan manusia telah didamaikan, dengan kata lain YEsus
adalah Pendamaian itu sendiri. Yesus adalah pendamaian didalam Allah yang
memberikan pengampunan dosa dengan cara mengambil inisiatif untuk berdamai dan
mengampuni meskipun pada hakikatnya Ia tidak bersalah. Ia meninggalkan
kemuliaanNya menjadi serupa dengan manusia dan menawarkan perdamaian dan
pengampunan itu. Karakter pembawa damai dan maha pengampun begitu melekat
padaNya sehingga Ia betul-betul berhasil menciptakan kedamaian dan pengampunan
itu, sekali lagi bukan karena ia bersalah maka datang untuk berdamai, jusstru
karena Ia benar maka menawarkan perdamaaian dan pengampunan. Yesuslah yang
mengajarkan pada muridNya supaya mengampuni orang yang bersalah padaNya dan
haruslah para muridNyayang berprakarsa untuk mencipta kedamaian dan pengampunan
pada mereka yang menyakiti kita dan yang berdosa pada kita. Ini sudah dilakukan
Yesus sebelumnya ketika Yesus membasuh kaki para muridNya ( Yoh 13:1-18) yang menunjuk
pada kerendahan hati Yesus yang memampukan Dia mengampuni seluruh kesalahan
para murid meski kesalahan itu belum mereka lakukan, penyangkalan Petrus yang
masih akan dilakukanya pada saat penyalipan Yesus telah terlebih dahulu di
hapuskan dan diampuni Yesus dengan pembasuhan kaki ini. Lihatlah betapa Yesus
yang tidak bersalah itu berprakarsa untuk memulai perdamaian dan mengahapus
seluruh dosa yang telah dilakukan murid bahkan yang masih akan dilakukan
terhadapNya. Sungguh Luar biasa Bukan! dan itu jugalah yang diwujudnyatakan
Yesus ketika diaatas kayu salib, Yesus berdoa untuk keampunan dosa-dosa
penyiksaNya (Luk 23:34). Pembawa damai bukan perusuh, maha pengampun bukan
pendendam, rendah hati bukan tinggi hati adalah karakter yang terdapat dalam Kristus,
yang juga bisa kita miliki dan hidupi sehingga kristus tercermin dalam hidupmu.
Masih ada banyak karakter lain dari Yesus,
tapi biarlah kita sejenak membatasinya pada karakter yang sudah dipaparkan di atas
dan mari mempergunakannya untuk mengidendifikasi apakah dalam kita Kristus telah
ada? Apakah orang lain bisa melihat kristus dalam diri anda? Let other see
Jesus in you dapat diringkaskan sebagai berikut: Dengan pengidentifikasian diri
dengan Kristus kita dapat berhubungan dengan orang lain seperti Kristus
berhubungan dengan mereka, dan mereka tidak hanya melihat Kristus dalam dirimu
tetapi juga merasakan Kristus itu sendiri. Selamat mengidentifikasi diri dengan
Kristus. let other see Jesus in you
Pdt. Dirgos Lumbantobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar