Selasa, 17 April 2012

Let other see Jesus in you

Judul diatas adalah sebuah tema PA pemuda yang diserahkan pada saya satu hari setelah jumat Agung tahun 2012, melihat tujuan dan sasaran dai PA ini : Melalui kematian Yesus, orang lain dapat melihat Allah di dalam dirimu. Dari sana saya beranggapan bahwa Pemuda/I tersebut sadar betul bahwa Yesus dan seluruh karyaNya adalah penampakan Allah, sehingga melalui Dia dan karyaNya, salah satunya melalui kematianNya kita bisa melihat Allah dan seluruh kasihNya pada dunia ciptaanNya. Sekarang bagaimanakah kematian Yesus itu, membuat orang lain mampu melihat Allah dalam diri pemuda, dan bagaimakah orang lain bisa melihat Yesus dalam diri pemuda??? Berarti ada dua persoalan yang diharapkan dikaji dalam PA  ini Yakni: kematian Yesus sebagai wadah melihat Allah dalam diri pemuda dan bagaimana atau apa indicator yang harus dimiliki pemuda supaya orang lain bisa melihat Yesus dalam dirinya meski yang pertama menjadi indicator juga.
1.      Kematian Yesus wadah melihat Allah dalam diri pemuda
Dalam hal ini ada tiga kelompok kata yang perlu diperhatikan yakni: Kematian Yesus- melihat Allah- dalam diri pemuda. Dua kelompok kata pertama tidak perlu dibahas karena memang sudah pada hakekatnya demikian, dalam kematian Yesus kita melihat Allah dan kasihNya. Tapi jika dihubungkan dengan kelompok kata ketiga “ dalam diri pemuda” maka point nya adalah bagaimanakah kematian Yesus membuat orang lain melihat Allah dalam diri pemuda??  Karena medianya adalah Kematian Yesus, maka Allah hanya akan dapat dilihat dalam diri pemuda jika pemuda benar-benar menyakini kematian Yesus itu sebagai suatu kebenaran dan menghidupi maknanya dengan menyadari bahwa ia sesungguhnya juga telah mati, dikuburkan dan tentu bangkit juga bersama dengan Kristus yang disalibkan itu melalui baptisan yang sudah ia terima. Sebagaimana dikatakan rasul paulus dalam Roma 6:3-5  Atau tidak tahukah kamu, bahwa kita semua yang telah dibaptis dalam Kristus, telah dibaptis dalam kematian-Nya? Dengan demikian kita telah dikuburkan bersama-sama dengan Dia oleh baptisan dalam kematian, supaya, sama seperti Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati oleh kemuliaan Bapa, demikian juga kita akan hidup dalam hidup yang baru Sebab jika kita telah menjadi satu dengan apa yang sama dengan kematian-Nya, kita juga akan menjadi satu dengan apa yang sama dengan kebangkitan-Nya.
itu artinya bahwa dalam kematian Kristus itu, pemuda (manusia lamanya) juga turut mati supaya memperoleh hidup yang baru dalam Kristus, sehingga dapat dikatakan demikian, melalui kematian Kristus-yang bersamannya saya/pemuda juga turut mati dalam babtisan- orang lain dapat melihat Allah dalam diri pemuda, sekali lagi karena pemuda yang percaya dan dibabtis itu juga turut mati dalam kematian Kristus dan hidup dalam kebangkitan Kristus sehingga hidup yang dihidupinya tidak lagi dirinya sendiri tetapi Kristus didalamnya dan ia didalam Kristus (Gal 2:20) sehingga orang lain pun melihat Allah dalam diri pemuda yang hidup  saat ini bukan dalam pemuda yang sudah mati!
2.      Let other see Jesus in You
Saya ingin memulai bagian ini dengan sebuah cerita: ketika saya membawakan Firman dalam Ibadah kamis putih di GKPI Bekasi, ada dua dua orang penatua yang memberikan reaksi yang mirip. Salah seorang penatua berkata bahwa ketika saya membawakan firman beliau melihat Pendeta Panggabean dalam diri saya karena metode dan gaya penyampaian firman yang mirip dengan Pendeta Panggabean, dan yang satu lagi mengatakan amang mengingatkan saya pada pendeta Panggabean, karena ketika baru pertama sekali pak pendeta Panggabean berkhotbah disini juga dalam status lajang sama seperti amang. Dari cerita ini kelihatanlah bahwa orang lain bisa melihat seseorang tokoh pada diri kita melalui karakter, stile dan pengalaman yang dialami oleh tokoh tersebut yang tercermin dalam diri kita.
Maka ketika muncul topic Let other see Jesus in You/ biarkan orang lain melihat Yesus dalam dirimu, ini akan bisa terjawab jika kita punya indicator untuk melihat apakah ada Yesus dalam diri seseorang atau tidak. Dalam tulisan ini mari kita sepakat bahwa indicator yang akan kita pakai kali ini adalah “karakter Yesus”. Karakter apakah yang dimiliki Yesus yang dapat juga kita tiru dan  menjadi karakter yang ktia hidupi sehingga orang lain dapat melihat Yesus dalam diri kita?? Karena saat ini kita sedang dalam suasana hari kematian Yesus dan juga bercermin dari tujuan dan sasaran PA nya maka baiklah kita melihat karakter Yesus itu dari proses kematianNya.
Pertama kenapa Yesus mau disiksa, dijemooh, diludahi hingga mati dikayu salib meyerahkan nyawaNya? Mari sejenak menghayati syair lagu pujian KJ 178 : 1 dibawah ini:
                                    Kar’na kasihNya padaku Yesus datang ke dunia;
                                    Ia t’lah memb’ri hidupNya gantiku yang bercela.
                                    O, betapa mulia dan ajaib kuasaNya!
                                    Kasih Jurus’lamat dunia menebus manusia.

         Dari lagu ini yang juga terdapat dalam kesaksian Alkitab (mis Yoh 3:16) jelas terlihat bahwa kasih/cinta Yesus padaku dan pada saudara-saudara yang lainlah maka Ia rela menjalani proses kematian itu. Dari sinilah kita melihat salah satu karakter Yesus yang sangat kuat Yaitu “Kasih/cinta (Menagsihi dan mencintai) yang Tulus”. Mengasihi dengan cara Yesus mengasihi kita adalah kasih/cinta yang sesungguhnya. Cinta/kasih Yesus itu adalah kemauan dan kemampuanNya melakukan yang terbaik bagi dunia ciptaaanNya ini meski Dia sendiri harus menderita. Karena  cinta/KasihNya  Ia menyerahkan tubuhNya untuk menebus kita, karena itulah yang terbaik, Ia mampu untuk itu dan mau/rela melakukannya. Itulah sebabnya ketika kita merayakan Jum’at Agung kita sedang merayakan keagungan cinta yang tentu harus dirayakan dengan cinta yang benar juga. Oleh karena itu, ketika kita mampu mengasihi dengan kasih yang benar dan tulus maka orang lain akan melihat Yesus dalam dirimu. Jadikanlah kasih/mengasihi dengan benar sebagai karakter hidup sehingga kapanpun dan dimanapun Yesus terpancar dalam dirimu.

Kedua dalam proses kematian Yesus itu, kita melihat bagaimana Yesus taat dan tunduk sampai mati dalam melakukan kehendak Bapa yang mengutusnya, yang sudah Ia katakan sebelumya  Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk melakukan kehendak-Ku, tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah mengutus Aku (Yoh 6;38), meski perih dan penderitaan itu begitu hebatnya tetapi Ia tetap taat dan tunduk pada kehendak Bapanya yang mengiginkan Ia menjalani penderitaan itu tanpa protes (bnd Yes 53:10a). Kesiapan Yesus dalam ketaaatan ini di kokohkan dalam doanya ditaman Getsemane  "Ya Bapa-Ku, jikalau Engkau mau, ambillah cawan ini dari pada-Ku; tetapi bukanlah kehendak-Ku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi.(Lukas 22:42; bnd Mat 26: 39,42; Mrk 14:36)  yang menunjukkan penyerahan diri secara penuh pada kehendak Allah. Dan doaNya itulah yang dilakukan dalam tindakannya membiarkan diriNya disiksa dan tidak membuka mulutNya seperti anak domba yang dibawa ke pembantaian (bnd Yes 53:7) bahkan sampai mati di kayu salib, supaya dengan demikian ia juga membenarkan dan melakukan firmaNya bahwa: Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga (mat 7:21 ) ketaatan tidak hanya dalam ucapan tetapi dalam sikap, tingkah laku dalam melakukan kehendak Bapa di Sorga. Dan dengan ketaatanNya inilah maka dunia ini mengakui dia sebagai Anak Allah, artinya melihat Allah dalam diri Yesus yang taat itu. Oleh karena itu jika orang lain ingin melihat Yesus dalam dirimu maka karakter “Taat, Tunduk” dan menyerahkan diri secara total pada kehendak Allah” harus ada dalam diri kita. Dalam penyerahan diri itu, Yesus mengahyati betul bahwa IA tidak berhak lagi untuk memiliki dan mengatur kehidupanNya sendiri dan  bukan dirinya lagi yang berkuasa atas tubuhNya melainkan BapaNya. Dia tidak berhak lagi memutuskan kemana tubuhNya akan pergi dan akan diapakan tubuhNya itu. Mulai saat itu semua hal berkaitan dengan tubuh dan hidupnya akan diputuskan oleh BapaNya. Dan Yesus melakukan itu begitu sempurna.

Ketiga dalam proses kematianNya, Yesus menunjukkan bahwa ia pantang menyerah dan pantang putus asa serta tidak mau berkompromi dengan kejahatan dunia ini, Ia malah menjalani penderitaan ini dengan tenang tanpa keluh kesah. Ia tidak menyerah ketika ia dicambuk, ditendang, diludahi, dicemooh, dipakukan di kayu salib dll. Ia bertahan sampai titik darah penghabisan, sungguh perjuangan yang sangat agung. Ia memang terlihat lemah dan tak berdaya menghadapi para penyiksaNya tapi justru disitulah kekuatanNya yang akhirnya mampu mengalahkan dan membungkam penyesahNya, bahkan akhirnya berhasil membuat dunia/penyesahnya ketakukan dan menyerah hingga mengakuiNya sebagai anak Allah. lihatlah pengakuan kepala pasukan yang menjaga dan turut serta menyesah, mengolokolok dan mecaci Yesus:  Kepala pasukan dan prajurit-prajuritnya yang menjaga Yesus menjadi sangat takut ketika mereka melihat gempa bumi dan apa yang telah terjadi, lalu berkata: "Sungguh, Ia ini adalah Anak Allah. (Mat 27:54).  Mereka yang awalnya begitu mencaci Yesus karena mengaku sebagai Anak Allah, mereka yang menyesah dan memukuli, mencambuk Yesus akhirnya menyerah juga dan mengakui Yesus sebagai Anak Allah, dan itu sebenarnya memalukan bagi dirinya karena baru saja ia mengolok Yesus tetapi ia kalah dan seketika itu juga ia harus mengakui keberadaan dan status Yesus, takluk sepenuhnya oleh ketaatan, dan sikap pantang menyerah/putus asa dari Yesus. Dunia menyerah pada Yesus yang tidak mau meyerah. Maka karakter inilah (pantang menyerah, tidak putus asa dan tidak mau berkompromi pada dunia yang jahat ini) yang harusnya kita miliki  supaya orang lain melihat Yesus dalam diri kita.

Keempat, seluruh proses kehidupan Yesus termasuk arak-arakan kematianNya bertujuan untuk menebus seluruh dosa dan kesalahan manusia yang berdosa (Yes 53: 3-10; I Kor 15:3; 1pet 2: 24; 1pet 3: 18 dll). Yesus bertindak sebagai korban penebus salah. Dengan penebusan ini maka hubungan Allah dengan manusia telah didamaikan, dengan kata lain YEsus adalah Pendamaian itu sendiri. Yesus adalah pendamaian didalam Allah yang memberikan pengampunan dosa dengan cara mengambil inisiatif untuk berdamai dan mengampuni meskipun pada hakikatnya Ia tidak bersalah. Ia meninggalkan kemuliaanNya menjadi serupa dengan manusia dan menawarkan perdamaian dan pengampunan itu. Karakter pembawa damai dan maha pengampun begitu melekat padaNya sehingga Ia betul-betul berhasil menciptakan kedamaian dan pengampunan itu, sekali lagi bukan karena ia bersalah maka datang untuk berdamai, jusstru karena Ia benar maka menawarkan perdamaaian dan pengampunan. Yesuslah yang mengajarkan pada muridNya supaya mengampuni orang yang bersalah padaNya dan haruslah para muridNyayang berprakarsa untuk mencipta kedamaian dan pengampunan pada mereka yang menyakiti kita dan yang berdosa pada kita. Ini sudah dilakukan Yesus sebelumnya ketika Yesus membasuh kaki para muridNya ( Yoh 13:1-18) yang menunjuk pada kerendahan hati Yesus yang memampukan Dia mengampuni seluruh kesalahan para murid meski kesalahan itu belum mereka lakukan, penyangkalan Petrus yang masih akan dilakukanya pada saat penyalipan Yesus telah terlebih dahulu di hapuskan dan diampuni Yesus dengan pembasuhan kaki ini. Lihatlah betapa Yesus yang tidak bersalah itu berprakarsa untuk memulai perdamaian dan mengahapus seluruh dosa yang telah dilakukan murid bahkan yang masih akan dilakukan terhadapNya. Sungguh Luar biasa Bukan! dan itu jugalah yang diwujudnyatakan Yesus ketika diaatas kayu salib, Yesus berdoa untuk keampunan dosa-dosa penyiksaNya (Luk 23:34). Pembawa damai bukan perusuh, maha pengampun bukan pendendam, rendah hati bukan tinggi hati adalah karakter yang terdapat dalam Kristus, yang juga bisa kita miliki dan hidupi sehingga kristus tercermin dalam hidupmu.

Masih ada banyak karakter lain dari Yesus, tapi biarlah kita sejenak membatasinya pada karakter yang sudah dipaparkan di atas dan mari mempergunakannya untuk mengidendifikasi apakah dalam kita Kristus telah ada? Apakah orang lain bisa melihat kristus dalam diri anda? Let other see Jesus in you dapat diringkaskan sebagai berikut: Dengan pengidentifikasian diri dengan Kristus kita dapat berhubungan dengan orang lain seperti Kristus berhubungan dengan mereka, dan mereka tidak hanya melihat Kristus dalam dirimu tetapi juga merasakan Kristus itu sendiri. Selamat mengidentifikasi diri dengan Kristus. let other see Jesus in you

Pdt. Dirgos Lumbantobing

Tidak ada komentar: