Pada bulan Agustus 2011t , alat
pembangkit listrik di satu komplek perumahan rusak selama 3 hari, dan selama
itu penghuni perumahan- yang adalah karyawan sebuah perusahaan perkebunan-
berada dalam kegelapan. Segala kegiatan rumah tangga dan kegiatan agamapun
tidak dapat dilakukan pada malam hari. Apalagi pada saat itu bertepatan dengan
bulan puasa bagi umat muslim. Rupanya entah disengaja atau tidak pihak
management pun tidak segera bertindak memperbaiki. Keadaan itu tentu
menggerahkan bagi masyarakat karena mereka tidak betah dan sangat tergangagu
dengan kegelapan itu. Selanjutnya setelah bermusyawarah pada malam ketiga,
akhirnya pada hari berikutnya seluruh karyawan ini mogok kerja, dan akan
bekerja lagi setelah kegelapan itu dapat diaatasi oleh management. Anehnya
setelah demo itu pihak management langsung memperbaiki dan hari berikutnya
kegelapan itupun teratasi.
Kejadian ini
menunjukkan ketidaknyamanan manusia itu sebenarnya hidup dalam kegelapan,
manusi
a membutuhkan terang yang menerangi kehidupannya. Ia tidak bisa
berlama-lama hidup dalam gelap dan tidak mau dikuasai kegelapan itu, mereka
berontak menuntut penerangan. Saya kemudian
merenung, apakah manusia itu juga akan mogok kerja dan beraktifitas jika
dirinya, hatinya, pikiranya dikuasai kegelapan? Apakah ia akan protes dan
menuntut supaya kegelapan hatinya dan pikiranya itu segera lenyap, atau malah
nyaman dalam keadaan itu? Banyak pelaku kejahantaon ketika di interogasi,
mengatakan saya melakukannya (membunuh,
merampok, mencuri dll) karena pikiran saya gelpa pada saat itu . Apakah
artinya itu? Bukankan ia dikalahkan oleh kegelapan hatinya? Mengapa ia tidak
berontak dan mogok menuntut dihapuskannya kegelapan itu dari dirinya? Apakah ia
nyaman dengan keadaan itu hingga akhirnya melakukan kejahatan? Banyak orang
Kristen pun demikian, mereka dikuasai kegelapan hatinya yang dinaungi
kebencian, kejengkelan, dendam dan lain-lain. Hidupnya gelap tetapi tidak
menuntut supaya kegelapan (benci, dendam, malas, dll) itu hilang, mereka tidak
mengundang matahari untuk menghapus kegelapan itu.
Dalam hal inilah Yesus berkata jika matamu
gelap maka gelaplah seluruh tubuhmu, jadi jika terang yang ada padamu gelap
betapa gelapnya kegelapan itu (Mat 6:23). Terang yang lenyap dari hati dan
hidup kita yang membuat kehidupan kita begitu gelap hingga melakukan kejahatan.
JIka masyarakat di perumahan dalam cerita di atas berontak karena hidup dalam
gelap, tidak ada listrik. Bukankah kita harusnya berontak jika kita hidup tanpa
Allah yang adalah sang Mentari hidup kita? Yesua Datang untuk menyinari mereka yang diam dalam kegelapan dan
dalam naungan maut untuk mengarahkan kaki kita kepada jalan damai
sejahtera." (Luk 1:79). Oleh karena itu dalam kegelapan hati, dan pikiran
dan keadaan hidup datanglah pada Yesus tuntutlah terang menghalau kegelapan dan
tanggalkanlah perbuatan kegelapan dan mengenakan perlengkapan senjata terang
(rom 13:12) sembari memperhatikan supaya terang yang ada pada kita tidak
menjadi kegelapan.
Kegelapan tidak akan pernah menaungi kehidupan kita jika kita tidak
menundukkan diri padanya. Kegelapan tidak akan pernah hinggap berlamalama dalam
hidup kita jika kita segera menghalaunya. Kegelapan tidak akan kita buat
menjadi alasan untuk berbuat jahat jika kita mogok beraktifitas saaat kegelapan
itu ada.
Kegelapan bukan hal yang menakutkan jika kita menggunakan terang yang
ada pada kita untuk menghalaunya. Amin
Pdt. Dirgos Lumbantobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar