Wah busyet
dah, kok pengahrapan membutakan pengliatahan akan Tuhan? Bukan kah pengaharapan
justru mendekatkan kita pada Tuhan? Ah ini pasti ajaran sesat> bisa saja
mengeluarkan argument seperti itu, ketika membaca judul diatas. Sepintas memang
kita tidak akan setuju dengan judul diatas, tetapi demi menarik perhatian
pembaca maka renungan kali ini dibuat agak beda, maklum pasaran pembaca
baisanya agak cepat tertarik pada hal-hal yang aneh, secara kemasan atau apapun
itu namanya.
Baiklah mari
kita mulai membahas judul itu “ Harapan
membutakan penglihatan akan Tuhan” alkisah ketika Yesus sudah bangkit ( sebagaimana
dikisahkan dalam Lukas 24:13-21), Ia berjalan-jalan menuju Emaus dan dalam
perjalanan Yesus bertemu dengan dua orang murid yang sedang berbincang bincang
tentang (atau sedang mempercakapkan) Yesus, kemudian Yesus nimrung dengan
mereka, tetapi ada yang menghalangi mata mereka
sehingga mereka tidak bisa mengenal Dia, bahkan mereka memcemooh Yesus
sebagai orang asing yang ketinggalan informasi tentang apa yang sedang hangat
dipercakapkan di Yerusalem saat itu, yaitu peristiwa yang dialami Yesus yakni
penyaliban dan kebangkitanNya. Bayangkan mereka memperbincangkan Yesus
dihadapan Yesus dan mereka mencap Yesus sebagai orang yang tidak tahu informasi actual..aneh bukan?
pertanyaanya kok bisa ya mereka tidak mengenal Yesus, mereka bisa membicarakan
tentang Yesus pada Yesus, mereka tahu tentang Yesus tapi tidak mengenal Yesus?
Lanjutan dari cerita itu menyatakan bahwa mereka sesungguhnya mengharapkan
Yesus sebagai pembebas ISRAEL secara politis dari bangsa Romawi, dan inilah
pemahaman umum saat itu tentang MESIAS yang dipakai oleh IBlis menutup
penglihatan orang yang percaya dan tidak percaya pada Yesus supaya mereka punya
pemahaman yang salah dan pemahaman yang salah itulah menjadi dasar mereka
berpengaharapan sehingga harapan mereka akan Yesus adalah harapan yang salah,
itulah sebabnya ketika yesus mati disalibkan maka mereka sangat kecewa.
Itulah yang terjadi pada kedua murid itu,
meski mereka sering bersama dengan Yesus, tahu tentang Yesus tetapi mereka tidak
mengenal Yesus, sehingga mereka juga berhasil dikelabui oleh Iblis dengan
memakai pemikiran dunia tentang Mesias, akhirnya harapan mereka pupus dan kecewalah
mereka. Dan ketika mereka begitu memusatkan perhatian pada kekecewaan itu
–sekali lagi yang bersumber dari harapan yang salah- maka mereka akhirnya tidak
bisa melihat dan mengenali Yesus, bahkan mencemooh Yesus. Perhatian yang
berlebihan pada kekecewaan akan pupusnya harapan yang salah membutakan mata
mereka akan Yesus. Inilah sebenarnya yang ingin ditunjukkan dari judul diatas,
jadi bukan semua harapan membutakan kita pada Yesus, tetapi harapan yang
bersumber dari pemahaman yang salah (baik salah pemahama pikiran dan salah
pemahaman iman) menimbulkan kekecewaan berat yang parahnya membuat perhatian,
pembicaran, dan pemikiran berpusat pada kekecewaan itu, dan tertutuplah hati,
pikiran dan waktu untuk hal-hal baik yang lain termasuk kemampuan mengenali orang
dan Tuhan. Oleh karena itu sudahkah setiap harapan kita berawal dari pemahaman
yang benar, pemahaman iman yang benar juga? Atau apakah kita mampu menyerahkan
kekecewaan kita pada Tuhan sehingga kita tidak terpuruk disana dan bisa
melangkah kedepan dengan pikiran dan hati yang cerah, atau kita terpuruk dan
membutakan pikiran dan penglihatan kita padaNYa…yang lebih penting lagi, apakah
pengetahuan kita tentang Yesus dan kemampuan kita berbicara tentang Yesus sudah
mengantar kita untuk menegenali Yesus dalam setiap kondisi??? mari merenung
bersama!!
Pdt. Dirgos
Lumbantobing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar