BERBALIK TOTAL

 (Yoel 2:13)

Dalam perjalanan menuju Pos kebaktian, serombongan pelayan dari kota yang akan melakukan bakti social,- Karena asyik ngobrol di atas sepeda motor- mereka menempuh jalan yang salah. Pendeta Chardi,  pimpinan rombongan merasa bingung karena jalan yang sedang mereka lalui terasa asing, tidak seperti jalan yang dilewatinya seperti biasa. Ia diskusi dengan pendampingnya tentang keadan itu dan memutuskan untuk berhenti sejenak dan bertanya pada orang yang kebetulan lewat dan memberitahukan jalan yang sesungguhnya. Seketika itu juga pendeta memutar balik  sepeda motornya yang diikuti oleh semua rombongan, kemudian menempuh jalan yang tepat dan mempercepat laju sepeda motornya supaya tidak telat sampai di tujuan.

Ketersesatan karena menempuh jalan hidup yang salah juga dialami oleh Bangsa Israel pada  masa nabi Yoel. Ketersesatan itu direspon Allah, dengan seruan pertobatan, berbalik pada jalan yang benar Koyakkanlah hatimu dan berbaliklah pada Tuhan AllahMu..(Yoel 2:13a) . Seruan ini merupakan seruan pertobatan secara total dan radikal, pertobatan yang sampai keakar-akarnya yang berasal dan meliputi semua kehidupan. Perjanjian Lama memahami hati sebagai pusat kehidupan manusia, sehingga mengoyakkan hati berarti mengoyakkan keseluruhan hidup yang salah untuk menggantinya dengan yang baru. Pertobatan harus datang dari hati-- bukan dengan perkataan dan tindakan simbolik-- sangat penting karena dari hati timbul segala pikiran jahat (Mat 15: 19-20a) dari hatilah terpancar kehidupan (Amsal 4:23) dan dengan hati jugalah orang percaya dan dibenarkan (Rom 10:10). Mengoyakkan pakaian dalam tradisi Israel menunjuk pada kesedihan dan penyesalan yang mendalam karena melakukan kesalahan, namun terkadang itu dilakukan hanya simbolik dan tradisi saja supaya dilihat orang (pura-pura saja). Itulah sebabnya yang dituntut Alllah adalah pertobatan total, dengan jaminan bahwa tidak ada kata terlambat selama kita masih hidup. Sebab Allah memiliki sifat yang memungkinkan dan memastikan kita beroleh pengampunan jika berbalik padaNya yakni: Panjang sabar, tidak lekas marah atas dosa-dosa kita, pengasih dan penyayang serta berlimpah kasih setia (ay 13b). dengan sifat agung itu Allah akan tetap menunggu kita berbalik dengan sungguh-sungguh dan tidak akan pernah memalingkan wajahNya atas umatNya, serta memberi kebahagiaan bagi yang bertobat ( baca Ul 30:1-10).

Saat ini, kita sedang berada dalam perjalanan kehidupan menuju tujuan hidup kita yakni kehidupan kekal dan kehidupan yang sejahtera di dunia ini. Dalam perjalanan kehidupan ini sering kali kita bertanya sudah sampai mana perjalanan ini, sudah dimana saya, semestinya pertanyaanya adalah sudahkan saya berada pada trayek/jalan yang benar? Jangan-jangan kita sedang berada pada trayek menuju Neraka. Jika itu yang terjadi, segera berhenti dan berbalik secara total jangan setengah-setengah, putar haluan segera sebagaimana pendeta Chardi di atas memutar haluan setelah tahu ia menempuh jalan/trayek yang salah, kemudian jalan lurus dan jangan menyimpang ke kiri atau kekanan lagi. Perotbatan itu jangan hanya dimulut lagi. Janji pertobatan pada malam tahun baru yang biasa kita lakukan misalnya, harus benar-benar berasal dari hati dan dilakukan, bukan hanya untuk menyenagkan keluarga saja, tetapi betul-betul untuk kembali pada jalan Tuhan. Jika pun kita sebagai pelayan, orang tua, anak, pemimpin, guru dan semua profesi lain yang selama ini menempuh jalan yang salah karena orientasi hidup kita yang lebih dahulu mencari segala sesuatu baru mencari Tuhan, maka sekarang waktunya untuk berbalik pada orientasi yang sesungguhnya yakni mencari kerajaan Allah dan kebenarannya Allah akan meambahkan segala sesuatuNya (bnd Mat 6:33). Baharui hidup, hati, pikiran, perilaku secara total dan ingat bawalah jemaat dan seluruh keluarga turut serta. Pertobatan pribadi membawa pertobatan pada orang lan supaya semua di selamatkan. AMIN

Pertobatan adalah membenci dosa dan berbalik darinya secara total.

Pdt. Dirgos Lumbantobing